02 Januari 2015

Selama Hujan Datang














Aku selalu membiarkan jendela terbuka ketika hujan
; angin
karena anginnya membawa aroma kerinduan
; juga bau hujan
ia selalu saja menggoda seperti perempuan
; kemudian suara gemericiknya
hampir-hampir membuat aku lupa dimana aku berpijak


seperti malam ini,
perempuan yang kunamakan hujan
datang tanpa mengetuk pintu depan
wajahnya seperti kemarin malam
tak tampak mata
hanya senyum
sepenuh wajah sepenuh senyum

tiba-tiba ia bilang;
                aku akan tinggal disini malam ini. angin sedang sibuk mengantar dendam
pada seseorang. aku takut pulang sendirian. apa kau punya tempayan?

aku hanya punya sebuah kolam
tak terlalu besar memang
tapi kurasa cukup untuk sekedar membuatmu rehat sebentar
di samping kamar, di bawah jendela yang beratap teritisan
kau bisa bermain bersama ikan-ikan
juga berhelai-helai daun durian yang berguguran –aku belum sempat bersihkan, maaf-

tak tampak mata
hanya senyum
sepenuh wajah sepenuh senyum
perempuan yang kunamakan hujan tersenyum melihat kolam
berlarian mengejar ikan
menari bersama guguran daun durian

ooo

aku selalu membiarkan jendela terbuka ketika hujan
; angin. karena anginnya membawa aroma kerinduan
; lalu bau hujan
; kemudian kolam di bawah teritisan

ooo

sudah berapa lama hujan ini datang?

(aku mendapati diriku menatap jendela yang terbuka selama hujan datang. airnya jatuh memenuhi kolam di samping jendela. ikan-ikan berlarian, terkadang bersembunyi di bawah daun durian yang gugur dan dengan kebetulan atau tidak, jatuh ke kolam. dua hari belum kubersihkan...)

Natar, 18 November 2014

Baca juga : Kita dan Hujan Yang Datang