22 Oktober 2009

PAGI YANG BERBEDA

-untuk rama

Kusuguhkan pagi yang berbeda, rama
pagi dengan tarian hujan yang riang
pagi dengan pelangi yang nanti akan datang
dan pagi dengan daun-daun yang rekah mengembang

kusuguhkan pagi yang berbeda, rama
biar bisa kau kenang
saat senja tiba

Natar, 4 Oktober 2009

09 Oktober 2009

PAGI YANG BERBEDA

-untuk rama

Kusuguhkan pagi yang berbeda, rama
pagi dengan tarian hujan yang riang
pagi dengan pelangi yang nanti akan datang
dan pagi dengan daun-daun yang rekah mengembang

kusuguhkan pagi yang berbeda, rama
biar bisa kau kenang
saat senja tiba

Natar, 4 Oktober 2009

Doa Orang Orang di Sekelilingku

Pernahkah kalian merasa hampir putus asa? Merasa semua usaha yang telah kalian lakukan sepanjang waktu tampak sia-sia dan tak mendapat apa-apa? Merasa lelah karena apa yang kita inginkan terasa makin jauh? Merasa sudah tak lagi punya harapan untuk dipegang?

Aku, pernah! Beberapa waktu yang lalu, bahkan hingga tulisan ini kubuat, aku masih sedikit merasakan semua hal itu. Aku pernah gagal, tapi tidak segagal kali ini. Aku pun pernah marah, pada orang lain, pada temanku sendiri, pada saudaraku, pada diriku sendiri. Tapi aku tak pernah marah yang aku tak tahu akan kutujukan pada siapa marahku, seperti kali ini. Aku pernah kecewa, tapi tidak sekecewa kali ini. Aku pernah menangis, tapi tidak sesedu ini. Aku pernah terluka, tapi tidak separah ini.

Ketika kutanya pada diriku sendiri kenapa aku bisa seperti ini, hati kecilku yang bisa menjawabnnya. Aku sedang punya masalah. Jika dituruti, mungkin psokolog akan memvonisku depresi. Pikiranku terlalu dijejali oleh masalah yang mungkin bagi sebagian orang sepele. Maka, ketika tangisku tak lagi bisa ditahan untuk beberapa hari berturut-turut, aku minta doa dari orang-orang di sekelilingku. Aku kirimi pesan pendek, aku minta didoakan supaya aku kuat. Lalu, jawaban-jawaban mereka menghambur begitu saja. Memenuhi kotak masuk pesan pendekku. Ketika membacanya, aku semakin tak kuat menahan air mataku.

“Ya Allah, ya Rabb, kuselipkan doa ini di antara semua ibadahku. Untuk wanita cantik, tulus dan bersih hatinya. Wanita kuat, tegar dan teguh. Wanita sabar dengan segala cobaannya. Wanita taat dan solehah. Wanita itu sekarang sedang membaca tulisan ini. Ya Allah, aku menyayanginya. Berikan kebahagiaan dunia akhirat dan derajat yang paling muliadi sisi-Mu... amin.”

“Mbak... jangan menyerah, jangan putus asa. Terus berjuang untuk masa depan. insyaAllah akan berakhir bahagia. Orang lain bisa, kita pasti bisa...”

“Hidup adalah perjuangan. Setiap detik punya arti. Mata, tangan, hati dan pikiran akan lebih indah bila dihiasi dengan sabar dan syukur, dimana ujian dan cobaan akan mendatangi dengan cara yang berbeda. Dengan ilmu, iman, sabar dan ikhlasinsya Allah hidup kan jadi lebih indah. Semangat!”

“Ya Allah, sahabatku adalah bagian cinta yang Engkau anugrahkan untukku. Lindungilah dia, permudahurusannya dan jaga kesehatannya, kabulkanlah setiap doanya serta kekalkan persaudaraan dan cinta kami. Sungguh, hadirnya mereka dalam hidupku menambah kekuatanku untuk bertahan dalam setiap ujian dari-Mu”

“Ya Allah, jika temanku ini sedang bekerja, rringankanlah bebannya. Jika sedang beribadah, terimalah amalnya. Jika sedang berdoa, kabulkanlah doanya. Jika sedang usaha, hasilkanlah usahanya. Jika sedang sakit, sembuhkanlah. Jika sedang susah, gembirakanlah.jika sedang dalam perjalanan, selamatkanlah. Terutama, semoga cepat selesai penelitiannya. Kabulkanlah doa ini. Amin ya Robbal alamin...”

“Laela Awalia yang kukenal bukan orang yang lemah. Dia kuat, tegar, optimis, fullsmile. Dia selalu ada buatku. Yang selalu menyemangatiku, yang identik dengan ‘jangan didramatisir’, penuh puisi dan cerita. Aku percaya, Lia pasti bisa melewati semua ini dan akan ada sesuatu yang indah. Tetep semangat!”

Dan aku semakin menangis. Hingga yang bisa kuucap adalah, “Ya Allah, kabulkanlah doa orang-orang di sekelilingku yang mendoakanku ini... amin.”