09 April 2024

Kacang Bawang, Suguhan Khas Lebaran

Sebenarnya kriteria apa sih yang bisa menjadi sebab musabab sebuah hidangan atau kue menjadi ciri khas saat momen-momen tertentu? Salah satunya adalah kehadirannya. Saat tidak ada momen itu, hidangan atau kue itu sangat jarang ditemui.

Kacang bawang
Kacang bawang

Kalau ada yang tanya, apa kue khas lebaran, sebagian besar jawabannya adalah nastar. Yups, kue kering dengan isian selai nanas ini memang sudah jadi primadona di hampir setiap rumah saat lebaran tiba. Tampilannya yang glowing dengan usapan kuning telur, aroma wangi butter dan tekstur yang lembut meleleh memang gak bisa dilewatkan begitu saja.

Makanya gak heran kalau hampir setiap orang ingin menghadirkan kue yang satu ini. Entah itu bikin sendiri, atau beli. Tapi, tidak dengan saya. Semenjak saya tinggal di rumah sendiri, setiap lebaran, nastar tidak jadi kue khas lebaran di rumah saya. Selain saya memang gak bebuatan kue sendiri, saya juga punya suguhan khas lebaran versi saya.


Kacang Bawang. Iya, kacang bawang jadi suguhan yang bagi saya hanya setahun sekali. Ya saat lebaran tiba. Ada beberapa alasan kenapa hampir selalu ada kacang bawang di rumah saya. 

Pertama, cara membuatnya gampang, bahannya sedikit, gak ribet. Kalian hanya butuh kacang tanah kupas, garam, bawang putih, dan minyak goreng. Gak ribet macam mau buat kue nastar yang harus sedia terigu, mentega, butter, susu bubuk, telur, vanili, dan lain-lain itu. Buat kacang bawang juga gampang banget, tinggal goreng aja bolak balik, selesai. Gak perlu pakai mixer, buat adonan, cetak-cetak, manggang, duh!

Kedua, kacang bawang menempati urutan awal suguhan toples yang cepat habis. Artinya, kacang bawang ini favorit lho. Gak kerasa aja sambil ngobrol sudah habis segenggam, tinggal capeknya aja mulut ini, hehe.

Ketiga, harganya terjangkau banget. Untuk sekelas rumah mungil dan tamu yang minim, buat kacang bawang 1 kg saya rasa sudah cukup ya. Harga kacang kupas juga kisaran Rp 30.000,-an per kilogramnya. Modal gak sampai Rp 50.000,- sudah dapat suguhan favorit deh.

Keempat, kemungkinan gagal membuatnya itu kecil banget. Hampir setiap kali buat kacang bawang ini, saya selalu berhasil mendapatkan tekstur renyah dan rasa yang pas. Gak keasinan, atau gak juga hambar. Siapa coba yang gak senang kalau usahanya membuat suguhan berhasil? Ya kan?

Nah, kali ini saya buat kacang bawang dengan sesimpel-simpelnya. Gak pakai bumbu apapun alias hanya garam dan bawang putih saja. Hasilnya, enak, gurihnya pas, renyah juga. Mau meniru? Boleh.

Kacang kupas dicuci bersih, tiriskan. Beri garam halus secukupnya, aduk merata. Sebelum menggoreng kacang, goreng dulu bawang putih yang telah diiris tipis. Angkat dan tiriskan. Di minyak yang sama, goreng kacang dengan api sedang, bolak balik supaya matangnya merata. Kalau sudah matang semua, campur bawang putih dan kacang goreng tadi. Biarkan dingin, baru masukkan ke dalam toples.

Selamat mencoba ya!

08 April 2024

Mudik Lebaran 2024

Seperti halnya bulan Ramadhan, setiap lebaran pun punya ceritanya masing-masing. Cerita tentang bagaimana kemeriahannya, cerita tentang bagaimana riwehnya sebelum lebaran, cerita tentang mudik untuk berkumpul bersama keluarga, dan cerita-cerita lain yang sayang kalau saya lewatkan begitu saja tanpa menuliskannya.

Mudik Lebaran

Kali ini tentang mudik. Saya memang tinggal tidak jauh dari rumah orangtua. Masih satu kecamatan, satu kabupaten. Dengan mertua pun juga tidak terlalu jauh meski sudah beda kabupaten. Saya di Lampung Selatan, sementara mertua saya di Bandarlampung. Tapi tetap masih bisa ditempuh dengan berkendara selama kurang dari 1 jam perjalanan.

Dalam kehidupan saya, hanya 2 tahun saja saya merasakan euforia mudik yang benar-benar terasa jauh dan penuh perjuangan. Itu sudah lama sekali ya, sekitar tahun 2010-2011 lalu saat saya kerja di Palembang. Selama 2 tahun itu, saya sudah pernah merasakan berburu tiket kereta api yang waktu itu memang harus saya perjuangkan kalau ingin mudik.

Itu cerita dahulu kala, hehe. Sekarang, setelah saya kembali menetap di tanah kelahiran, bersuami dan menjalani kehidupan bersama keluarga kecil, saya tidak pernah lagi merasakan mudik dalam artian perjalanan jauh. Tapi kalau arti mudik adalah berkumpul di rumah orangtua selama lebaran, itu saya lakukan setiap tahunnya.

Sesuai dengan perjanjian, tahun ini lebaran hari pertama kami adalah di rumah orangtua saya. Ada yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Lebaran kali ini kami sudah bertiga, alhamdulillah. Ada si kecil yang tahun ini ikut 'mudik' juga.

Baca juga : Tips Mudik

Kalau tahun-tahun kemarin, mudiknya hanya berdua, gampang banget bebawaannya. Baju untuk lebaran dan beberapa baju untuk tidur. Selebihnya, ada baju cadangan di rumah orangtua masing-masing atau kalau kepepet ya balik ke rumah kami dulu, baru lanjut perjalanan.

Rupanya, punya anak kecil, apalagi yang masih berumur kurang dari 1 tahun, gak bisa semudah itu, hehe. Harus dan mau gak mau ya, bawa perlengkapan si kecil ini. Mulai dari baju-baju yang gak cukup dihitung sehari ganti hanya sekali. Peralatan mandinya, popoknya, dan peralatan makannya. 

Jujur, saya masih suka salah perhitungan. Misalnya, seharusnya bawa baju lebih banyak karena siapa tahu bajunya basah berkali-kali, atau tiba-tiba harus menginap lebih dari yang direncanakan. Karena ya, belum tentu di rumah yang dikunjungi itu ada baju bayi kan? Kalau baju orang dewasa mungkin masih bisa pinjam punya saudara.

Akhirnya, sesi persiapan bawa baju dan perlengkapan si kecil ini selesai dengan hasil 1 tas besar dan tentengan 2 tas tangan. Dalam hati, ini baru punya anak satu ya, gimana adek saya yang sudah punya anak tiga, dan tinggalnya jauh melewati beberapa kabupaten dan provinsi, haha.

Lanjut ke riwehnya sebelum mudik ini. Saya tipe orang yang kalau harus meninggalkan rumah, apalagi menginap beberapa hari, rumah yang saya tinggalkan ini harus sudah bersih dan rapi. Tujuannya agar saat kami kembali, saya gak terlalu pusing melihat rumah berantakan. Paling hanya tinggal sapu-sapu atau membersihkan debu.

Jadi sebelum mudik, saya harus beberes dulu. Saya pastikan tidak ada cucian kotor yang menumpuk, peralatan makan dan masak yang tertinggal dalam keadaan kotor, dan lantai yang masih berminyak. Masalahnya adalah, suami saya belum libur sampai hari ini. Padahal kami niat untuk mudik hari ini. Si kecil gak mau ditinggal, dia sudah pintar bagaimana menahan ibunya agar terus bersamanya. 

Alhamdulillah pertolongan datang. Adik-adik saya yang sudah duluan sampai rumah orangtua, say mintai tolong untuk jemput saya. Tapi sebelumnya, saya mintai tolong untuk bantu beberesan dulu, hehe. Enaknya punya saudara itu ya begini. Lumayan lah bisa selesai lebih cepat dan bisa mudik lebih cepat juga.

Walaupun gak merasakan mudik yang jauh dan perjalanan yang lama, tapi saya tetap bisa merasakan euforia mudik lebaran tahun ini. Ini cerita saya, gimana ceritamu?

07 April 2024

Pantai Jadi Tempat Wisata Favorit Di Lampung

Halo!
Siapa yang sudah sampai di kampung halaman hari ini? Senang ya, menginjakkan kaki di tempat kelahiran, tempat berkumpul bersama keluarga dan sanak saudara. Apalagi, di hari raya yang tinggal beberapa hari lagi.

Pantai Sebalang
Pantai Sebalang

Selain bersilaturahmi dengan keluarga dan teman-teman, mudik lebaran juga biasanya menjadi kesempatan untuk berlibur dan memanjakan mata. Gak heran sih, di kala libur hari raya, banyak tempat wisata yang ramai dan penuh. Tak terkecuali di Lampung, tempat saya tinggal.

Tempat wisata di Lampung memang sudah banyak pilihan. Bagi yang suka alam dengan keasliannya, bisa menikmati wisata pantai dan panorama. Bagi yang suka berwisata sambil beribadah, bisa ke masjid-masjid besar dan punya sejarah tersendiri. Bagi yang suka keramaian dan keceriaan, ada tempat bermain modern yang aman dan nyaman. tergantung selera saja.

Tapi, sepertinya belum ke Lampung kalau belum berwisata ke pantainya. Secara, Lampung memang terkenal akan pantainya yang indah. Apalagi sekarang sudah banyak wisata pantai dengan fasilitas yang lebih lengkap serta tidak lupa, instagramable.

Salah satu pantainya adalah Pantai Sebalang. Berada di Tarahan, kabupaten Lampung Selatan, pantai Sebalang bisa ditempuh dengan berkendara sejauh kurang lebih 27 km dengan lama waktu sekitar 1 jam perjalanan dari pusat kota Bandarlampung.

Pantainya bersih dengan pasir putih yang halus. Tempatnya juga eksotis dengan deretan kafe dan pondokan yang bisa dipilih sesuai dengan kapasitas rombongan. Mau santai di dan rebahan di pondok kayu, bisa. Atau duduk cantik di bean bag sambil menunggu matahari terbenam juga bisa. 


Fasilitas di pantai Sebalang juga sudah cukup lengkap. Mulai dari kafe yang menawarkan berbagai makanan dan minuman. Terlebih lagi, deretan kafe ini berada di pinggir pantai dengan dekorasi kayu dan jejeran lampu yang cantik. Betah banget lah ngopi disana. Untuk harga makanan dan minuman juga cukup terjangkau kok, mulai dari Rp 10.000,-an.

Fasilitas lainnya seperti kamar mandi, toilet dan tempat parkir juga sudah tersedia. Petugasnya juga banyak, jadi gak khawatir bingung untuk cari tempat parkir atau cari posisi dengan pemandangan terbaik.

Sedikit tips dari saya. Waktu berkunjung yang paling baik menurut saya adalah sore menjelang malam. Pinggir pantai akan lebih meriah dan cantik dengan deretan lampu hias. Juga, cuacanya sudah mulai sejuk.

Kalau kemalaman, di pantai Sebalang juga juga berkemah dengan sewa tenda. Alternatif lainnya adalah menginap di penginapan yang tersebar di sekitar pantai. Pilih saja yang sesuai dengan kebutuhan dan dana di kantong.

Harga tiket masuk pantai Sebalang juga cukup terjangkau, yaitu Rp 10.000,-/orang. Biaya parkir motor sebesar Rp 5.000,- dan biaya parkir mobil sebesar Rp 10.000,-.

Nah, gimana? Tertarik untuk ke pantai Sebalang saat berkumpul bareng keluarga besok?